Kajian kemagnetan batuan telah dilakukan sejak pertama kali magnetite (Fe3O4) ditemukan oleh bangsa yunani. Sejak itu ornag terus berusaha mengkaji sifat kemagnetan ini baik dari segi teoritis maupun aplikasi. Penemuan kompas adalah salah satu berkembangnya teknologi yang berdasarkan kajian kemagnetan batuan. Berkembangnya kajian tersebut dapat kita lihat hingga kini, selain dalam bidang industri yang mendatnagkan banyak keuntungan, kemagnetan batuan juga telah mampu dijadikan petunjuk dan dapat menjadi salah satu metode dalam eksplorasi, pendeteksian pencemaranm, pelacakan perubahan lingkungan dan iklim, paleomagnetisme yang berkaitan dengan dinamika bumi dan sifat kemagnetan bumi, serta kemagnetan pada makhluk hidup yang hingga kini disinyalir menjadi pengontrol utama sistem syaraf pada makhluk hidup.
Ada beberapa parameter penting yang dapat dijadikan tolak ukur antara lain susestibilitas magnetik, magnetisasi remanen, magnetisasi saturasi, medan saturasi serta gaya koersif.
Beberapa peralatan seperti suseotibilitymeter, histeresi tracer, magnetometer, dan demagnitezer.
Disamping dengan cara magnetik, pengukuran magnetik juga didukung dengan pengukuran nonmagnetik seperti penentuan ukuran butir mineral mgnetik dengan mikroskopy misalnya scanning electron microscopy (SEM), penentuan kandungan mineral dengan X-Ray difraction (XRD)
Untuk lebih lengkapnya silahkan anda mengunduh alamat ini :
http://www.ziddu.com/download/7485973/bab1.pdf.html
ok selamat membaca
sumber :
1. Dunlop dan Ozdemir, 1997, Rock Magnetism, Cambridge University Press
2. Butler, 1992, Paleomagnetism, Boston Blackwell Scientific Publication
3. Jurnal Geofisika
4. Sumber-sumber diinternet dengan kata kunci Rock magnetism
5. Buku kuliah Sifat Magnetik Batuan
